Selasa, 22 Juli 2014

Phase 3 : Fiksi

Assalamualaikum,
Sudah lama saya tidak menulis lagi, akhirnya saya menulis kelanjutan blogg ini. Kali ini saya mau membagikan cerita fiksi karya saya sendiri. Yaa.. saya suka cerita fiksi. Cerita fiksi membuat saya lepas untuk berimajinasi didunia khayalan, lantas apa saya lari dari kenyataan ? Tentu tidak. Cerita fiksi kadanh lebih mendalam makna filosofi yang bisa diambil dari isi ceritanya sendiri. Dibawah ini mungkin masih sekedar naskah kasar berupa prolog dan sinopsis singkat. Mohon dikomentari yah, baik kritikan maupun sarannya.

MAGNA

Prolog dan Sinopsis

Dahulu kala ada sebuah rencana besar yang dibuat oleh para Gards, Sang Penguasa seluruh jagad raya dimensi. Jagad raya dimensi adalah dunia paralel yang terhubung dengan 1 gerbang dengan gerbang lain untuk menghubungkan antar dimensi. Para Gards sadar jumlahnya akan semakin menurun dimakan oleh usia. Mereka sudah membuat Pohon Jagad Raya, bernama Magna.
Magna adalah sebuah kuburan suci para Gards berbentuk pohon raksasa ketika mereka mati dan menjadi serpihan abu kristal. Gards berjumlah 11 yang masing2 mempunyai tugas yang berbeda. Mereka membuat rencana besar demi kelangsungan jagad raya dimensi ciptaannya. Dimensi yang mereka ciptakan pertama kali adalah Phradeus. Mereka menciptakan kaum/makhluk untuk menjaga dimensi yg diagungkan itu. Para Gards menciptakan empat makhluk yang sangat berbeda mulai dari fisik dan sifatnya. Keempat makhluk itu yaitu diantaranya Svarns, makhluk bersayap yang indah tanpa adanya sifat dengki,licik,atau sifat lainnya, Philos makhluk tanpa sayap yang mempunyai dua sifat jahat dan baik, Elphratia adalah makhluk setengah Philos dan setengah Svarns yang memiliki sifat sama seperti Philos, perbedaannya adalah telinga dan tidak memiliki sayap, Elder makhluk yang awalnya patuh kepada Svarns namun akhirnya berkhianat karena memiliki sifat yang bengis, licik, dan dengki, keempat makhluk tsb hidup secara damai di sebuah tempat yang indah bernama Phradeus. Tempat suci yang di agungkan oleh para Gards, tempat berkumpulnya semua makhluk.

Setelah itu, Para Gards menciptakan beberapa dimensi lagi untuk keempat makhluk itu dan menugaskan para petinggi dari masing2 kaum untuk menjaga dimensinya beserta isinya. Dimensi itu adalah Eartheus(yang sekarang Bumi) utk dinaungi para Phillos, lalu Merchrous yanhg dinaungi para Elfhratia, kemudian Pharadin yang dinaungi oleh para Svarns, Infheris yang dinaungi oleh para Elder, dan Syrathia yang dinaungi oleh para Froura. Untuk
Melindungi dimensinya, keempat makhluk diberikan petuah berupa perisai suci. Para Gards menciptakan 7 perisai suci bernama Escutcheon untuk keempat makhluk tersebut, yaitu 2 perisai untuk para petinggi Svarns, 2 perisai untuk para petinggi Philos, 2 perisai untuk. Para petinggi Elphratia, dan 1 perisai untuk petinggi Elder untuk menjaga masing2 dimensinya.
Namun, karena sifat dengki dan licik para petinggi Elder yang merasa iri karena hanya mendapat 1 perisai, akhirnya para petinggi Elder memutuskan untuk berperang antar dimensi. Masing2 makhluk sangat melindungi perisainya demi masa depan dimensinya masing2. Perang pun tak terelakkan lagi, banyak yang gugur dalam perang Dimensi yang dinamai Perang Gighantium. Setelah perang usai yang berakhir seri antara sekutu Svarns, Phillos, dan Elfhratia dengan Elder, Akhirnya masing2 makhluk kembali ke dimensinya masing2 demi menghindari hancurnya Phradeus akibat perang dahsyat tersebut.

2 millenium kemudian, seluruh makhluk saling menjaga masing2 dimensi dan perisainya dari beberapa generasi keturunannya, lambat laun kemajuan jaman telah terlihat dibeberapa dimensi, salah satunya di dunia dimensi Philos, yaitu Eartheus. Disanalah tempat kehidupan jutaan makhluk lainnya yang menghiasi dimensi Eartheus, sampai suatu ketika beberapa dari kaum Elfhratia hijrah ke Eartheus dan hidup damai dengan para Phillos. Suatu pagi hiduplah seorang anak laki-laki bernama Rayz. Dia anak keturunan dari kaum Phillos dan Elfhratia, yaitu sang ayah seorang Phillos bernama Rhon dan sang ibu seoang Elfhratia bernama Isha Arthuria.Telinganya yang lancip membuat pendengarannya sangat tajam. Tubuhnya yang kekar dan kecoklatan membuat dia semakin terlihat gagah. Seluruh kaum yang hidup akan di ilhami oleh penjaga bernama Froura. Froura akan muncul di malam ke tujuh setelah lahir dalam bentuk cahaya putih yang menghampiri bayi yang baru lahir, sejak saat itulah Froura akan menjaga seumur hidup kaum tersebut. Froura milik Rayz bernama Argha. Ayahnya Rayz bekerja sebagai Panglima Tertinggi Tentara kaum Phillos, Raghnara. Sedangkan ibunya adalah Healer(penyembuh) handal di Kota kelahiran Rayz, Navarres. Sejak dahulu, Kaum Elder memerintahkan pasukannya, Photia utk diam2 menyerang dan membunuh bayi dan anak kecil dari keturunan kaum Phillos dan Elfhratia. Suatu ketika hidup Rayz berubah setelah kematian sang ayah karena serangan dari pasukan kaum Elder. Rayz bersumpah akan membalas dendam kematian ayahnya kepada kaum Elder. Kemampuan yang minim membuat dia ingin mempelajari ilmu bela diri dan persenjataan kaum Phillos. Ibunya awalnya tidak menyetujui hal itu, namun akhirnya setelah pengertian dari Kakeknya Rayz, Karnavian, seorang Mantan panglima tertinggi Elfhratia, akhirnya ibunya menyetujui hal itu. Rayz sangat tekun dan gigih mempelajari ilmu yang dia geluti sekarang. Sang ibu Rayz, Isha Arthuria tidak mengetahui ada rencana besar yang akan dilakukan oleh Kakeknya itu kepada Rayz.

Ada 11 kitab yang dibuat oleh Para Gards leluhur pertama, 2 diantaranya adalah Kitab Magna Althar dan Kitab Magna Mithila mempercayai bahwa akan ada seorang anak dari salah satu kaum yang akan memusnahkan kaum Elder.

Magna adalah cerita fiksi petualangan beralur yang bercerita tentang perjuangan Rayz, seorang Phillos demi mengungkapkan rahasia besar dari rencana petinggi Phillos dan Elfhratia generasi ke 10, serta melindungi 7 perisai suci dari salah satu kitab kuno Magna Althar yang diciptakan oleh para Gards leluhur pertama.

Keterangan :
Gards : Sang Penguasa Jagad Raya terdiri dari 11 dan 11 kitab buatannya. Bentuknya menyerupai Dewa Raksasa memakai pakaian serba putih dan bercahaya.

Mannusa(Phillos) nama dimensi : Eartheus. Bentuknya mirip Manusia.

Peri nama lain Elfhratia(setengah Svarns, setengah Phillos) nama dimensi : Merchrous. Bentuknya seperti Manusia dan Peri yang bertelinga lancip, mata berwarna jernih agak lebar dari Manusia dan tidak bersayap.

Malaikat(Svarns) nama dimensi : Pharadin. Bentuknya anggun dengan telinga lancip, hidung mancung, kulit putih dan berkilauan, memiliki sayap berwarna putih kecoklatan, dapat menerawang masa depan walaupun tidak sepenuhnya benar.

Iblis(Photia/Elder) nama dimensi : Infheris. Berwujud menyeramkan, dapat berubah menjadi asap hitam pekat, bentuknya bermacam-macam mulai dari yang terkecil hingga raksasa.

Penjaga(Froura) di ciptakan oleh Svarns atas kehendak Gards setelah kejadian perang antar dimensi untuk menjaga para Philos dan Elfhratia nama dimensi : Syrathia. Berwujud lebih kecil dari seluruh kaum, dapat berubah menjadi cahaya berkilauan, hewan imut, dan sayap.

Cerita diatas masih berbentuk naskah kasar yang sewaktu-waktu bisa berubah.

2 komentar:

  1. koreksi untuk awal aja.. itu ada kata2 di paragraf awal.. untuk kalimat ke -4 yaitu .. Cerita fiksi kadanh (seharusnya kadang), untuk isinya belum bisa dikomentari, sukses selalu buat penulis blog ini, semangat untuk terus berkarya dan jangan pernah pantang menyerah.. :)

    BalasHapus
  2. komentar soal ceritanya , maaf ini pendapat dari orang yang buta dengan sastra dan fiksi plus kurang suka membaca, tapi dari cerita diatas jikalau boleh menyampaikan pendapat pribadi, terlalu banyak memasukkan deskripsi hal-baru, for example :
    "..para gards menciptakan beberapa dimensi lagi..),"... menciptakan 7 perisai ... ", dan lain sebagainya.., maksud penulis mungkin baru mendeskripsikan tokoh-tokoh dan benang merah dala, cerita fiksi ini, namun terlalu banyak. Ini pendapat saya pribadi. Untuk sarannya di Level selanjutnya agar ceritanya lebih dihidupkan dengan peristiwa-peristiwa langsung saja dengan mengurangi banyaknya deskripsi. Cerita nya menarik, tapi saya dari tipe pembelajar yang lebih menyukai gambar, kayanya ditanbahkan gambar tokohnya juga lebih ok. Selidik punya selidik penulis bisa gambar dengan bagus.

    BalasHapus